Entri Populer

Jumat, 11 Maret 2011

skripsi ;Peranan Sikap Mental

1. JUDUL  :    Peranan Sikap Mental terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai pada kantor   sekretariat DPRD Kabupaten lahat

2. Pengajuan Judul :
Hal       Permohonan pengajuan mata kuliah                    Lahat,  12 Nopember   2010
              Objek penelitian  dan rencana judul
              Skripsi.-


Kepada Yth.
Ketua Jurusan Stie Serelo Lahat
Di-
L a h a t
                                    

Dengan hormat,
Saya bermaksud  mengajukan mata kuliah, objek penelitian dan rencana judul skripsi, sebagai bahan perimbangan disampaikan data-data tersebut dibawah ini :

A. Nama / NIM
:
LINOKI / 071463
Mata Kuliah
1. MSDM
      2. M.Pemasaran
3. M.Keuangan
4. M.Operasional
:
:
:
:
MSDM
B / A
B / A
B
B / B
B. Objek Penelitian
:
Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Lahat
C. Variable yang diteliti
     Dasar teori menurut
:
:
Produktivitas Kerja Pegawai
Hadi Poernomo (2006:87), Pengertian Produktivitas adalah suatu kondisi atau keadaan, dimana dalam memilih tujuan yang hendak di capai dan sarana atau peralatan yang digunakan serta kemampuan yang dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diingginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan.
E. Permasalahan          






F  Faktor-faktor yang   mempengaruhi Produktivitas Kerja








:








:
1. Masih terdapat pegawai yang tidak atau kurang disiplin
2. Tidak semangat berkerja dan kurang adanya kerja sama yang baik.
3. Tingkat Intelektual pegawai masih rendah.
4. Masih adanya pegawai yang belum memahami tentang Tupoksi pekerjaanya.
5. Volume pekerjaan tidak seimbang.


Dalam seri produktivitas Indonesia oleh Pusat produktivitas tenaga kerja atau PPTK (1991:55-59),menyatakan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah sebagai berikut :
1. Sikap mental  ( Motivasi, Kepuasan Kerja, Etika Kerja).
2. Pendidikan.
3. Keterampilan.
4. Keterampilan Manajerial.


Berdasarkan data yang tersebut diatas, maka saya tertarik untuk mengajukan rencana judul skripsi sebagai berikut :
1.      Peranan Sikap Mental terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai pada kantor sekretariat DPRD Kabupaten lahat.;

2.      Peranan Kepuasan kerja  terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai pada kantor sekretariat DPRD Kabupaten lahat.;


Atas perhatian dan kerjasama di ucapkan terima kasih, harapan saya semoga bapak dapat menyetujui rencana yang dimaksud





DI PERIKSA OLEH :
SEKRETARI JURUSAN



SAPARUDIN, SE

Pengusul,




L I N O K I


DISETUJUI PADA TANGGAL  :
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN STIE SERELO LAHAT



GRATIAS ROH MARKUS, SE. MM


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

3. Pengesahan Judul  :

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SERELO
(STIE SERELO)
Status : TERAKREDITASI B
SK Ketua BAN-PT Jakarta Nomor : 003 / BAN-PT / AK-X / S1 / V / 2006 Tanggal 18 Mei 2006
STIE SERELO
 
Kampus : Jalan Rekreasi Ribang Kemambang Kelurahan Bandar Jaya Lahat Telp 0731323278
 


FORMULIR PENGESAHAN JUDUL
               

Saya yang bertanda tanggan di bawah ini    :                        
N A M A                             :  L I N O K I                                        
N   I   M                              :  071463
JURUSAN                          :  Manajemen
PROGRAM                        :  Strata Satu ( S.1.)
TEMPAT TGL. LAHIR     :  
NOMOR HANDPHONE   :  
A L A M A T                     :  
                                                         

Dengan ini mohon  Pengesahan Judul Skripsi yang saya ajukan sebagai berikut  :

1.      Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia,  dengan judul sebagai berikut :
·        Peranan Sikap Mental terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai pada kantor Sekretariat DPRD Kabupaten lahat;
·        Peranan Kepuasan Kerja terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai pada kantor Sekretariat DPRD Kabupaten lahat;

2.      Bidang Manajemen Pemasaran, dengan judul sebagai berikut  :
·        Peranan Biaya terhadap peningkatan harga penjualan pada Pengusaha Kusen Urang Diri di Lahat;
·        Peranan Keadaan Perekonomian terhadap peningkatan harga penjualan pada Pengusaha Kusen Urang Diri di Lahat;


3.      Bidang Manajemen Keuangan, dengan judul sebagai berikut  :
·        Analisis factor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuanagan perusahan Mebel Urang Diri di Laha;
·        Analisis Modal Kerja pada perusahaan Mebel Urang Diri Lahat;

4.      Bidang Manajemen  Operasional, dengan judul sebagai berikut  :
·        Perencanaan kebutuhan bahan baku guna meningkatkan erfesiensi pada perusahan Mebel Urang Diri Lahat;
·        Evaluasi perencanaan kebutuhan bahan baku guna kelancaran proses produsi pada perusahaan Mebel urang Diri di Lahat;


Demikian  atas perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih, dan saya Lampirkan Proposal Skripsi.


             Lahat,    Maret  2011                   Disahkan oleh :                                                           Yang  Mengajukan,                                                    
                       Ketua Jurusan,

                                                                                                               L I N O K I
    GRATIAS ROH MARKUS, SE, MM 











                                     
LAMPIRAN PENGAJUAN JUDUL

Saya yang bertanda tanggan di bawah ini    :
N A M A                             :  L I N O K I
N   I   M                              :  071463
JURUSAN                          :  Manajemen
PROGRAM                        :  Strata Satu ( S.1.)
A L A M A T                     :  
                                                          
               
NO
SYARAT-SYARAT BIMBINGAN
PARAF
BAAK
PARAF
BAUK
FARAF
JURUSAN

I




II




III

ADMINISTRASI KEUANGAN  :
1.      Melunasi  SPP
2.      Melunasi  Daftar Ulang
3.      Membayar Uang Bimbingan

ADMINISTRASI AKADEMIK  :
1.  Mengumpulkan KHS dan KRS
2.  Jumlah SKS Ditempuh 143 SKS
3.  Jumlah SKS belum ditempuh 9 SKS

J U R U S A N  :
1.      Mengisi Formulir Pengajuan Judul
2.      Skripsi
MATA KULIAH POKOK  :
1.      Manajemen SDM
2.      Manajemen Pemasaran
3.      Manajemen Keuangan
4.      Manajemen Operasional







 Catatan  :
1.      Disetuji
2.      Tidak Disetujui         
                                                                          Lahat,  ……………………….   2011
                                                                                         Ketua Jurusan,
                                                                           

                                                                  GRATIAS ROH MARKUS, SE, MM

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SERELO
(STIE SERELO)
Status : TERAKREDITASI B
SK Ketua BAN-PT Jakarta Nomor : 003 / BAN-PT / AK-X / S1 / V / 2006 Tanggal 18 Mei 2006
STIE SERELO
 
Kampus : Jalan Rekreasi Ribang Kemambang Kelurahan Bandar Jaya Lahat Telp 0731323278
 


FORMULIR BIODATA MAHASISWA

I.       DATA PRIBADI
            01. N A M A                                  :  L I N O K I
02. Nomor Induk Mahasiswa        :  071463
03. Tempat dan Tanggal Lahir      :  
04. A g a m a                                 :  I s l a m
05. Jenis Kelamin                          :  Laki-laki
06. Status Perkawinan                   :  
07. Alamat  Sekarang                    :  
                                                                           
Nomor Handphone                  :  
08. Nama orang Tua                      :  
09. Pekerjaan Orang Tua               :  
10. Alamat Orang Tua                   :  
      Nomor Telepon                        :  
II.    RIWAYAT PENDIDIKAN
11. Tahun Masuk STIE- S             :  Tahun 2007
12. Status Kemahasiswaan            : 
13  Tanggal Lulus                          :
14. Gelar Yang Diperoleh              :  Sarjana Ekonomi
15. Fakultas                                    :  Ekonomi
16. Jurusan                                     :  Manajemen
17. Nomor Ijazah                           : 
 III.   DATA AKHIR PENDIDIKAN
18. Judul Skripsi                             :  Pranan Sikap Mental terhadap  peningktan
                                                                Produktivitas  kerja  pegawai  pada    kantor
                                                                Sekretariat DPRD Kab. Lahat.
19. Dosen Pembimbing                  : 
20. Nilai Skripsi                             :
21. Predikat Kelulusan                   :   
22. Indeks Prestasi Kumulatif        :
23. Lama Studi                               :
24. Lulus Pada Semester                : 
                    

 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 4. Proposal Skripsi.
PERANAN SIKAP MENTAL TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN LAHAT


1.        Latar Belakang
Dalam  persaingan di era globalisasi maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa bangsa Indonesia harus berusaha dalam menghadapi tantangan tersebut dengan jalan meningkatkan sumber daya manusia. Hanya dengan sumber daya manusia yang handal dan prestasinya yang dapat menjadikan keunggulan kompetitif dalam mendapatkan manfaat dari era globalisasi tersebut.
Untuk meningkatkan kemajuan suatu organisasi manajemen sumber daya manusia sangatlah penting, karena berhubungan dengan peranan manusia dan organisasi. Unsur manajemen sumber daya manusia adalah manusia berperan aktif dan mendominasi dalam suatu kegiatan organisasi. Hal ini disebabkan oleh fungsi manusia sebagai perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan suatu organisasi.
Manusia merupakan sumber daya yang sangat penting bagi suatu organisasi. Kemampuan sumber daya yang terbatas akan mengakibatkan pekerjaan tidak dapat diselesaikan dengan baik, cepat dan tepat waktu. Oleh karena itu sumber daya manusia perlu dikembangkan secara teratur dan terus menerus agar diperoleh sumber daya manusia yang bermutu, bukan hanya pandai saja tetapi memenuhi syarat kualifikasi yang dituntut oleh suatu bidang tugas pekerjaan sehingga tugas tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. Syarat kualifikasi yang diinginkan tersebut misalnya, kemampuan, kecakapan, kepribadian sikap dan perilaku. Untuk memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terampil sebuah organisasi dapat melakukannya melalui pelatihan, pendidikan, bimbingan bagi sumber daya manusianya.
Dalam menghadapi era globalisasi dimana persaingan semakin ketat dan teknologi semakin berkembang pesat, menuntut organisasi dan perusahaan untuk memiliki tenaga kerja dan pegawai yang mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan pekerjaan. Tenaga kerja atau pegawai merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan suatu organisasi atau perusahaan secara efektif dan efisien. Karena berhasil atau tidaknya suatu organisasi tergantung pada tenaga kerja atau pegawainya didalam melaksanakan semua kegiatan atau pekerjaan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu adanya dorongan bagi pegawai dalam bekerja agar pegawai bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan.
Motivasi memiliki peranan yang sangat penting, karena motivasi adalah hal yang mendorong perilaku manusia agar mau bekerja dengan giat guna mencapai hasil yang baik. Dengan adanya motivasi berarti adanya suatu dorongan dalam diri pegawai untuk melaksanakan tugas-tugas yang diperintahkan oleh pimpinan dan adanya rasa tanggung jawab yang besar terhadap tugas yang diserahkan kepadanya.  Motivasi merupakan faktor yang menimbulkan dorongan agar memiliki semangat didalam bekerja. Dalam pemberian motivasi kepada pegawai ada kalanya berbeda antara satu pegawai dengan pegawai lainnya, karena adanya perbedaan motif, tujuan dan kebutuhan dari masing-masing pegawai untuk bekerja.
Aktivitas organisasi didalam memberikan motivasi yaitu proses pemberian kegairahan kerja pada setiap anggota organisasi, sehingga ada kerelaan dan semangat dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan tercapainya tujuan organisasi, untuk memotivasi organisasi tidaklah cukup hanya dengan menawarkan mereka dengan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan yang penting, tetapi mereka termotivasi karena merasa yakin bahwa mereka memiliki kemampuan untuk memperoleh ganjaran.
Kondisi lingkungan yang nyaman dan sarana-sarana pendukung yang memadai adalah salah satu faktor yang sangat dibutuhkan pegawai dalam menjalankan pekerjaannya. Walaupun lingkungan kerja termasuk salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan semangat kerja, tetapi masih banyak organisasi atau perusahaan yang belum begitu memperhatikan.
Permasalahan utama mengenai kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi tantangan pekerjaan yang semakin kompleks dan pembenahan untuk meningkatkan kualitas Pegawai Negeri Sipil sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat. Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil dipengaruhi oleh faktor pendidikan, kualitas pegawai, penjenjangan pangkat/jabatan pegawai, peningkatan gaji, jumlah dan komposisi pegawai berdasarkan beban kerja (rincian tugas).
Peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk penerapan manajemen sumber daya manusia yang strategi terhadap keterampilan, motivasi, pengembangan dan manajemen pengorganisasian sumber daya manusia untuk meningkatkan produktivitas kerja. Produktivitas kerja merupakan suatu ukuran dari output barang dan jasa dibandingkan dengan input tenaga kerja bahan-bahan dan peralatan. Semakin produktif sebuah organisasi, semakin baik posisi persaingannya karena unit costnya lebih rendah. Peningkatan produktivitas kerja berarti mendapat lebih banyak keluaran dari masukan. Peningkatan produktivitas kerja bukan berarti bekerja lebih keras, tetapi bekerja lebih cerdas.
Pegawai di Sekretariat DPRD Kabupaten Lahat dalam melaksanakan tugasnya ada beberapa macam motivasi yang telah diberikan dan juga fasilitas penunjang dalam pelaksanaan kegiatan tetapi masih ada beberapa pegawai yang masih kurang puas sehingga pegawai tersebut kurang bergairah untuk bekerja sehingga pekerjaan yang dibebankan kepada mereka tidak terselesaikan dengan apa yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnya.
Dengan adanya sikap mental  yang diberikan pimpinan diharapkan akan menghasilkan produktivitas kerja yang baik bagi pegawai. Produktivitas kerja yang baik merupakan kondisi yang terarah dalam mencapai tujuan organisasi. Pegawai akan mampu mencapai produktivitas kerja maksimal jika pegawai tersebut memiliki motif berprestasi tinggi. Motif tersebut harus berasal dari diri sendiri selain dari lingkungan kerja. Motif dari diri sendiri merupakan cerminan dari motivasi kerja yang baik dan terarah.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “ PeRANAN SIKAP MENTAL TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN LAHAT “

2.     Batasan Masalah
Untuk mendapatkan analisis yang tepat agar tidak menyimpang dari permasalahan yang ada serta pembahasan lebih terarah maka penulis membatasi ruang lingkup penulisan skripsi ini hanya pada masalah peranan  sikap mental terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Lahat.

3.            Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan sikap mental terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai pada Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Lahat.

4.      Tujuan  dan manfaat penelitian
4.1.   Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana peranan sikap mental terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai pada kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Lahat.
4.2.      Manfaat penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan hasil-hasil yang didapat akan ada manfaatnya bagi :
         1.  Bagi Objek Penelitian
Dapat memberikan masukan bagi pimpinan dalam memotivasi untuk meningkatkan semangat dan produktivitas kerja pegawai.
2.  Bagi Penulis
a)            Menambah pengetahuan bagi penulis dalam bidang penelitian yang dimulai dari pengumpulan data, pengolahan data dan analisa data.
b)            Untuk persyaratan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Serelo Lahat.
3.  Bagi Akademik
Diharapkan dapat menjadi ilmu pengetahuan dan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.

5.         Landasan Teori
5.1.   Pengertian Manajemen
Menurut Harold Koonz and O’ Dannel dalam bukunya Malayu SP Hasibuan (2001 : 1) adalah “Manajemen merupakan fungsi-fungsi dalam mencapai suatu tujuan melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang lain dalam mengkoordinasikan aktivitas dimana pimpinan merupakan perencana staf, pelaksana, pengawas, seluruh tindakan orang lain”.
Sedangkan manajemen menurut Manulang (2002 : 5 ) adalah “ilmu dan seni perencanaan, penyusunan, dan pengarahan serta pengawas dari sumber daya manusia yang telah ditetapkan terlebih dahulu untuk mencapai suatu kegiatan”.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan manajemen umumnya adalah “Usaha untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan oleh seorang pimpinan / kepala kantor karena dia sebagai pengambil keputusan dari setiap tindakan yang dilakukan didalam menjalankan aktivitas suatu kantor”. Oleh karena itu sangat diperlukan manajemen yang baik sehingga pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

5.2.  Pengertian Manajemen Sumber daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu bidang ilmu yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan. Unsur Manajemen Sumber Daya Manusia adalah manusia yang merupakan tenaga kerja. Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan yang tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif pegawai walaupun alat-alat yang digunakan begitu canggih. Mengatur pegawai adalah sulit dan komplek karena mereka memiliki pikiran, perasaan, status, keinginan, dan latar belakang yang heterogen yang dibawa didalam organisasi. Pegawai yang tidak dapat diatur dan dikuasai sepenuhnya seperti mengatur mesin-mesin, modal, gedung dan lain-lainnya.
Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut Edwin B.Filippo dalam buku Malayu S.P Hasibuan ( 1991:11 ), mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian diri, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemberhentian pegawai dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu karyawan dan masyarakat.
Sedangkan menurut Hedjidrachman dan Suad Husnan ( 1990:5 ) manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dari pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, dan pemeliharaan tenaga kerja agar efektif dan efesien dalam membantu terwujudnya tujuan suatu organisasi, pegawai dan masyarakat.
Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut Malayu S.P.Hasibuan (1995:10) adalah suatu ilmu dan seni dalam mengukur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
Manajemen sumber daya manusia adalah bagian dari manajemen, oleh karena itu teori-teori manajemen umum menjadi dasar pembahasannya. Manajemen sumber daya manusia lebih menitikberatkan pembahasannya mengenai pengaturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan optimal. Pengaturan itu meliputi masalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintergrasian, pemeliharaan, kedisplinan dan pemberhentian tenaga kerja untuk membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

5.3.   Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Malayu S.P.Hasibuan (1995:24), fungsi manajemen sumber daya manusia adalah :
         1.  Perencanaan
Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan efektif serta efisien dalam membantu terwujudnya tujuan.
2.   Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua pegawai dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi.
3.   Pengarahan
Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan organisasi pegawai dan masyarakat.

4.   Pengendalian
Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan-peraturan organisasi dan bekerja sesuai rencana, bila terdapat penyimpangan atau kesalahan diadakan tindakan perbaikan atau penyempurnaan rencana.
5.   Pengadaan
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
6.   Pengembangan
Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan, teknis, teoritis, konseptual dan moral pegawai melalui pendidikan dan pelatihan.
7.   Kompensasi
Kompensasi adalah pemberian balas jasa secara langsung maupun tidak langsung, uang atau barang kepada pegawai sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada organisasi.
8.   Pengintergrasian
Pengintergrasian adalah suatu kegiatan untuk mempersatukan kepentingan organisasi dan kebutuhan pegawai agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan.


9.   Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah suatu kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas pegawai, agar pegawai tersebut mau bekerja sama sampai masa pensuinnya tiba.
10. Kedisiplinan
               Kedisiplinan merupakan fungsi sumber daya manusia yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan organisasi, karena tanpa disiplin yang baik maka akan sulit terwujud tujuan yang maksimal.
11. Pemberhentian
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seorang pegawai dari suatu organisasi yang disebabkan oleh keinginan pegawai, keinginan organisasi, kontrak kerja berakhir, pensiun dan sebab-sebab lain.

5.4.    Pengertian  Sikap mental  ( Motivasi, Kepuasan Kerja, Etika Kerja).
Sikap mental sangat dibutuhkan dalam berbagai hal termasuk dalam kehidupan sehari hari sebagai,  juga membutuhkan sikap mental, maka arti dari sikap mental itu adalah mulai dari akata “sikap”sikap adalah potensi atau sering juga disebut pendorong yang ada dalam individu untuk bereaksi terhadap segala hal yang ada dalam lingkungannya. Ini bisa di artikan bahwa kita semua mempunyai sikap atau pendorong untuk melakukan hal yang tadinya hanya kita dengar atau kita lihat. Sikap ini yang akan membentuk suatu kreatifitas ketika kita mengembangkannya.
Sedangkan kata Mental dapat diartikan sebagai rangakaian sistem abstrak yang hidup dalam pikiran mengenai apa yang harus di anggap penting dan berharga dalam hidup. Selanjutnya mengenai sikap mental setelah mengabungkan antara pengertian sikap dan mental kemungkinan yang akan terjadi pada diri seseorang adalah mempunyai konsepsi atau perilaku yang muncul dari jiwanya sebagai reaksi atas situasi yang mempengaruhinya.
 Sikap mental adalah pengorganisasian yang relatif berlangsung lama dari proses motivasi, persepsi dan kognitif yang relatif menetap pada diri individu dalam berhubungan dengan aspek kehidupannya. Sikap individu ini dapat diketahui dari beberapa proses motivasi, emosi, persepsi dan proses kognitif yang terjadi pada diri individu secara konsisten dalam berhubungan dengan obyek sikap. Konsistensi ini sangat ditekankan oleh Campbel (1950, p. 31) yang mengemukakan bahwa sikap adalah “A syndrome of response consistency with regard to social objects”. Artinya, sikap adalah sekumpulan respon yang konsisten terhadap objek sosial. Penekanan konsistensi respon ini memberikan muatan emosional pada definisi yang dikemukakan Campbell tersebut. Sikap tidak hanya kecenderungan merespon yang diperoleh dari pengalaman tetapi sikap respon tersebut harus konsisten. Pengalaman memberikan kesempatan pada individu untuk belajar. Aiken (1970) menambahkan bahwa: Sikap mental adalah predisposisi atau kecenderungan yang dipelajari dari seorang individu untuk merespon secara positif atau negatif dengan intensitas yang moderat dan atau memadai terhadap objek, situasi, konsep, atau orang lain.
 Definisi sikap, yakni menurut “Spencer “sikap diartikan sebagai status mental seseorang. Dan Sikap dapat diekspresikan dengan berbagai cara, dengan kata-kata yang berbeda dan tingkat intensitas yang berbeda. Sementara menurut Azwar (1995) sikap dapat dikategorikan ke dalam tiga orientasi pemikiran, yaitu: yang berorientasi pada respon, yang berorientasi pada kesiapan respon, dan yang berorientasi pada skema triadik.
Pertama, yang berorientasi pada respon. Orientasi ini diwakili oleh para ahli seperti Louis Thurstone, Rensis Likert, dan Charles Osgood. Dalam pandangan mereka, sikap adalah suatu bentuk atau reaksi perasaan. Secara lebih operasional sikap terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) terhadap objek tersebut (Berkowitz dalam Azwar 1995).
Kedua, yang berorientasi pada kesiapan respon. Orientasi ini diwakili oleh para ahli seperti Chave, Bogardus, LaPierre, Mead, dan Allport. Konsepsi yang mereka ajukan ternyata lebih kompleks. Menurut pandangan orientasi ini, sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan ini berarti kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan kepada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons. Sikap oleh LaPierre (dalam Azwar 1995) dikatakan sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial; atau secara sederhana sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.
Ketiga, yang berorientasi pada skema triadik. Menurut pandangan orientasi ini, sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek. Secord dan Backman (dalam Azwar 1995) mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek lingkungan sekitarnya.
Menurut Azwar, di kalangan ahli psikologi sosial dewasa ini terdapat dua pendekatan dalam mengklasifikasikan sikap. Yang pertama adalah yang memandang sikap sebagai kombinasi reaksi antara afektif, prilaku, dan kognitif terhadap suatu objek. Pendekatan pertama ini sama dengan pendekatan skema triadik, yang kemudian disebut juga dengan pendekatan tricomponent.
Menurut Mar’at (1984) ketiga komponen dalam sikap masih dapat dijabarkan lagi sebagai berikut:
1. Komponen kognitif, berhubungan dengan: belief (kepercayaan atau keyakinan), ide, dan konsep.
2. Komponen afektif, yang berhubungan dengan kehidupan emosional seseorang
3.      Komponen konatif, yang merupakan kecenderungan bertingkah laku.
Di lain pihak, Mann (dalam Azwar 1995) juga mencoba menjabarkan ketiga komponen sikap menjadi:
1.      Komponen kognitif berisikan persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen ini dapat disamakan dengan pandangan (opini), terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.
2.      Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Masalah emosional inilah yang biasanya berakar paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang
3.      Komponen konatif berisikan kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.

5.4.1.  Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dalam mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting karena pimpinan membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik sesuai tujuan yang diinginkan.
Perusahaan bukan saja mengharapkan pegawai mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal, karena kemampuan dan kecakapan pegawai tidak ada artinya bagi perusahaan jika pegawai tidak mau bekerja giat. Memotivasi pegawai merupakan sebuah konsep yang sangat sulit, karena untuk memotivasi pegawai, pimpinan harus mengetahui motif dan motivasi yang diinginkan karyawan. Orang mau bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan yang disadari maupun  kebutuhan yang tidak disadari, berbentuk materi atau nonmateri, kebutuhan fisik maupun rohaninya.
Menurut Witting dan Williams (1996:421) yang dimaksudkan dengan motivasi adalah sejumlah kondisi yang ada dalam diri seseorang yang dipakai untuk mengaktifkan atau membentuk prilaku. Kemudian dari prilaku tersebut diarahkan kepada pencapaian tujuan dan mempertahankannya hingga tercapainya tujuan yang diinginkan. Sementara itu, Nathans (1995:141) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu proses yang mulai dilakukan oleh seseorang disebabkan adanya kebutuhan, baik kebutuhan psikologis maupun kebutuhan fisiologis sehingga menggerakkan prilaku dan menimbulkan dorongan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini, motivasi memiliki tiga unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Ketiga unsur yang dimaksud adalah kebutuhan (needs), dorongan (drives) dan rangsangan atau tujuan (incentives). Ketiga unsur ini pula yang menimbulkan suatu proses pada diri seseorang. Oleh karena itu, kunci utama untuk memahami proses motivasi pada diri individu, sebenarnya terletak pada makna dan hubungan antara ketiga unsur diatas.
Lain halnya dengan pendapat yang dikemukan oleh Staner, Freeman dan Gilbert (1996:134-135) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan karakteristik psikologis yang ada pada diri manusia yang akan memberikan kontribusi pada tingkat komitmen seseorang dalam melakukan suatu aktivitas sehingga tercapainya suatu tujuan yang diinginkan, sedangkan pada bagian lain dikatakan juga bahwa motivasi adalah suatu proses manajemen untuk mempengaruhi prilaku seseorang berdasarkan pengetahuan terhadap “apa yang membuat orang bergerak untuk berbuat sesuatu”. Oleh karena itu, dalam sebuah perusahaan atau organisasi, para manajer harus memahami asumsi dasar tentang motivasi. Pertama, motivasi biasanya diasumsikan sebagai suatu hal yang baik bagi pengembangan organisasi; kedua, motivasi adalah satu dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan menentukan prestasi kerja seseorang ; ketiga, pasokan motivasi yang kurang banyak dalam diri karyawan perlu adanya penggantian secara periodik ; dan keempat, motivasi merupakan alat yang dapat dipakai oleh manajer untuk mengatur hubungan pekerjaan dalam sebuah organisasi.
Pendapat lain seperti yang dikemukakan oleh Herbert (1981:220) bahwa motivasi merupakan kondisi yang ada dalam diri individu yang membuat prilakunya untuk mencapai tujuan (goal) atau keinginan (desire). Pendapat diatas diperkuat juga oleh Adler at.al. (1995:309) yang menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai motivasi dalam melakukan suatu aktivitas selalu cenderung bekerja keras dan lebih baik. Kemudian dibuktikan dengan langkah-langkah yang konkrit untuk membantu tercapainya tujuan sehingga dengan mengarahkan perilakunya diharapkan tujuan yang diinginkan akan tercapai dengan sempurna.
Seperti yang diungkapkan oleh Steers dan Porter (1991:6) bahwa fenomena motivasi dalam diri manusia mempunyai tiga karakteristik untuk diketahui, yaitu (1) apa yang menggerakkan prilaku manusia, (2) apa yang mengarahkan prilaku tersebut, dan (3) bagaimana prilaku tersebut bisa dipertahankan ketiga komponen ini merupakan faktor penting bagi perilaku manusia untuk bekerja. Pertama, konseptualisasi ini menitikberatkan pada kekuatan energi yang ada dalam diri individu sehingga individu tersebut terdorong untuk berprilaku dengan cara yang baik dan beradaptasi kepada lingkungan tertentu yang dihadapinya. Kedua, ada dugaan terhadap orientasi tujuan (goal orientation) bagi sebagian individu bahwa prilakunya diarahkan atau ditujukan kepada sesuatu. Ketiga, ada pandangan bahwa motivasi merupakan sebuah orientasi sistem (system oerientation) yang menganggap kekuatan yang ada dalam diri individu dan lingkungannya akan memberi umpan balik (feedback), baik untuk menguatkan intensitas dorongan dan tujuannya maupun untuk menginginkan untuk tidak melakukan aksinya.
Didalam khasanah Ilmu Manajemen dan organisasi serta Administrasi Kepegawaian Negara (public persenol administration) telah banyak pendapat para ahli menyatakan terdapat adanya hubungan yang hakiki antara konsep motivasi dengan (peningkatan) kedisiplinan pegawai. Davis dan Newstroom (1997:21), misalnya dalam visi yang senada dan lebih operasional telah mengidentifikasi, kaitan motivasi dengan penafsiran beragam model motivasi dengan peningkatan intensitas partisipasi (pegawai) yang ditafsirkan sebagai keterlibatan mental dan emosional yang meningkatkan kontribusi serta penerimaan tanggung jawab (acceptence of responsibility).
Dasar motivasi adalah kebutuhan yang tidak terpuaskan, sehingga merasakan adanya tekanan, yang menimbulkan dorongan-dorongan untuk mencari prilaku tertentu dalam bentuk upaya. Upaya akan menghasilkan prestasi kerja dan mempunyai kaitan dengan imbalan sebagai hasil bagi pegawai secara individual. Dengan adanya imbalan maka kebutuhan terpenuhi dan tekanan akan berkurang.



5.4.2.Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan atau “satisfaction” berasal dari bahasa latin ‘satis’ yang berarti cukup baik atau memadai dan ‘facio’ yang berarti melakukan atau membuat. Kepuasan dapat diartikan sebagai upaya untuk memenuhi suatu hal atau melakukan sesuatu agar memadai. Secara umum kepuasan dapat diartiakan sebagai perasaan baik atau senang yang muncul ketika kita dapat mendapatkan sesuatu atau ketika apa yang kita inginkan terpenuhi. Namun apabila dikaitkan dengan konteks manajemen pengertian kepuasan akan menjadi sangat bervariasi dan kompleks. Kepuasan kerja merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja secara sederhana dapat didefinisikan sebagai perasaan senang atau kecewa terhadap sesuatu yang kita dapatkan atas apa yang telah kita kerjakan.
Menurut Stephen P.Robbins kepuasan adalah suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang; selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Definisi ini memberikan makna yang luas, karena pekerjaan seorang pegawai dapat melibatkan banyak hal, seperti berinteraksi dengan rekan sekerja dan atasan, mengikuti aturan dan kebijakan organisasi, memenuhi standar kinerja, hidup pada kondisi kerja yang sering kurang dari ideal, dan hal serupa lainnya.
Seorang individu dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaannya. Sebaliknya, seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya akan menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya itu. Seorang pegawai  yang puas memilikli indikasi memberikan kinerja terbaiknya kepada organisasi atau perusahaan, bekerja dengan rajin, tidak pernah mengeluh dan memilikli tingkat produktivitas yang tinggi. Sedangkan seorang karyawan yang tidak puas akan sebaliknya.
Definisi kepuasan kerja menurut Elm dan Nichols (1993) adalah hasil dari pengalaman yang berhubung dengan penilaian dan pengharapan mereka terhadap pekerjaan. Manakala Locke (1976) pula mentakrifkan kepuasan kerja sebagai satu tindakan emosi yang sedar akibat daripada penilaian dan pengalaman ke atas kerja yang dilakukan. Menurutnya lagi sikap positif terhadap kerja disamakan dengan kepuasan, sementara sikap negatif disamakan dengan tidak kepuasan kerja.
Pendapat Hulin et al. (1964) pula mengatakan kepuasan kerja merupakan perasaan seseorang pekerja terhadap situasi kerja pada keseluruhannya. Perasaan itu juga ada kaitannya dengan apa yang diharapkan dan apa yang dicapai sebenarnya. Giligan ( 1992 ) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai istilah umum mengenai sesuatu keadaan di mana keperluan pekerja dapat dipenuhi selaras dengan perasaan manusia yang selalu berubah - ubah. Apabila keadaan tergugat keselamatan kerja menjadi persoalan utama dan apabila keadaan bertambah baik mereka akan menukarkan keutamaan tersebut.
5.4.3. Pengertian Etika Kerja
Pendapat para ahli Menurut Bertens (1993:4), istilah  ”etika” berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti, namun dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah  adat kebiasaan. Kata etika ini telah dipakai oleh filsuf Yunani besar Arirtoteles (384-322 s.M.) sudah dipakai untuk menunjukan sifat moral. Maka kata etika berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988) etika dijelaskan dengan membedakan tiga arti :1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak); 2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; 3) nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. 
Menurut Osman (1998 ) dalam Siti Lutfiyah ( 2008 ), etika kerja boleh diertikan sebagai budaya kerja yang di dalamnya terangkum berbagai –bagai perkara yang diperlukan di dalam rangka mencapai matlamat sesuatu organisasi. Etika kerja merangkumi faktor-faktor dorongan pekerjaan seperti keluarga dan masyarakat. Ia juga memain peranan di dalam menentukan keutuhan organisasi.
Tan Sri Ahmad Sarji Abdul Hamid ( INTAN, 1991 ) pula menyatakan etika kerja adalah prinsip-prinsip moral yang ditetapkan oleh sesebuah organisasi bagi mengawal tingkahlaku pekerja atau ahli organisasi tersebut. Ia merupakan satu bentuk kawalan bagi memastikan perlakuan pekerja sentiasa selaras dengan sistem nilai dalam sesebuah organisasi berkenaan.
5.5.  Pengertian Produktivitas
Produktivitas  merupakan suatu yang diharapkan oleh organisasi perkantoran dari setiap pegawainya dalam rangka mengembangkan dan melancarkan usahanya.
Produktivitas kerja adalah penilaian yang dilakukan terhadap hasil kerja, baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dihasilkan oleh pegawai tersebut dari uraian pekerjaanya.
Menutut Hadi Poernomo (2006:87), Pengertian Produktivitas adalah suatu kondisi atau keadaan, dimana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana atau peralatan yang digunakan serta kemampuan yang dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diingginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan.
Secara umum produktivitas kerja dapat didefinisikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya, misalnya yaitu produktivitas adalah ukuran efisien produktif. Suatu perbandingan atara hasil keluaran (output) dan masukan (input). Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai (Drs, Muchdarsya Sinungan, 2000:12).

6.        Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini di gambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut :

        
                         
                               Gambar 1 Kerangka Pemikiran

7.     Metode Penelitian
Dalam Penelitian ini penulis mengunakan analisis kualitatif yaitu penelitian yang sifatnya berupa penjelasan-penjelasan atau teori-teori. Untuk menganalisa data tersebut peneliti mengunakan pendekatan-pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia.

7.1.  Objek Penelitian
Dalam Penelitian ini Penulis mengambil objek penelitia pada Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Lahat yang beralamat di Jalan Kolonel Barlian Bandar Jaya Lahat.

7.2.  Sifat Penelitian
Sifat penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subyek, dengan tujuan untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati dan dapat dipergunakan sebagai dasar pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah-masalah.

7.3.  Sumber Data
Untuk mengumpulkan data-data dalam penelitian maka penulis mengunakan dua sumber data yang terdiri dari :
1.      Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh penulis langsung pada Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Lahat.
2.      Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari referensi atau literatur yang berkaitan langsung dengan masalah yang akan dibahas.

7.3.  Tehnik Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Field Research (Studi Lapangan)
Yaitu penelitian yang dilakukan dalam usaha untuk memperoleh data yang di perlukan yaitu :
            a). Wawancara
Yaitu mengadakan dialog langsung dengan pimpinan dan staf pegawai yang dianggap berkompenten.
b).  Observasi
Yaitu  dengan mengadakan pengamatan dalam pencatatan langsung terhadap     objek penelitian untuk mendapatkan data langsung dari sumbernya.
2.      Library Research (Studi Pustaka)
Penulis mencari dan membaca beberapa referensi dan literatur – literatur yang berkaitan dengan penulisan skripsi.

7.4.  Devinisi Operasional
1.  Sikap mental
Sikap mental adalah pengorganisasian yang relatif berlangsung lama dari proses motivasi, persepsi dan kognitif yang relatif menetap pada diri individu dalam berhubungan dengan aspek kehidupannya. Sikap individu ini dapat diketahui dari beberapa proses motivasi, emosi, persepsi dan proses kognitif yang terjadi pada diri individu secara konsisten dalam berhubungan dengan obyek sikap. Konsistensi ini sangat ditekankan oleh Campbel (1950, p. 31) yang mengemukakan bahwa sikap adalah “A syndrome of response consistency with regard to social objects”. Artinya, sikap adalah sekumpulan respon yang konsisten terhadap objek sosial. Penekanan konsistensi respon ini memberikan muatan emosional pada definisi yang dikemukakan Campbell tersebut. Sikap tidak hanya kecenderungan merespon yang diperoleh dari pengalaman tetapi sikap respon tersebut harus konsisten. Pengalaman memberikan kesempatan pada individu untuk belajar. Aiken (1970) menambahkan bahwa: Sikap mental adalah predisposisi atau kecenderungan yang dipelajari dari seorang individu untuk merespon secara positif atau negatif dengan intensitas yang moderat dan atau memadai terhadap objek, situasi, konsep, atau orang lain.

  1. Efektivitas
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibat, bisa diartikan sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan juga bahwa efektivitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai. Jadi pengertian efektivitas adalah pengaruh yang ditimbulkan/disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan.

3.  Pengertian Efektivitas Kerja
Pengertian efektivitas kerja adalah kemampuan untuk memilih tujuannya tepat atau peralatan-peralatan untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Efektifitas adalah hasil membuat keputusan untuk menunjukkan pengarahan tenaga kerja bawahan atau disebut juga manajemen efektivitas kepemimpinan, yang membantu memenuhi misi suatu perusahaan atau pencapaian tujuan. Efektivitas adalah keadaan dan kemampuan berhasilnya suatu kerja yang dilakukan oleh manusia untuk memberikan guna yang diharapkan. Untuk melihat efektivitas kerja pada umumnya dipakai empat macam pertimbangan, yaitu : Pertimbangan ekonomi, pertimbangan fisiologi, pertimbangan psikologi dan pertimbangan sosial.

7.5.  Metode Analisa
Penelitian ini penulis mengunakan analisis kualitatif yaitu penelitian yang sifatnya berupa penjelasan-penjelasan atau teori-teori. Untuk menganalisa data tersebut peneliti mengunakan pendekatan-pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia.

8.     Metode Penelitian
Langkah kerja yang digunakan dalam penulisan skripsi  ini adalah sebagai berikut yaitu :
1. Tahap Persiapan Meliputi :
             a) Studi pustaka
       b) Pengajuan judul
       c) Persetujuan judul
       d) Pengurusan izin penelitian
       e) Menghubungi dosen pembimbing untuk perbaikan proposal skripsi
       f) Seminar proposal

 2. Tahap Pengumpulan Data Meliputi :
 a) Mencari dan mengumpulkan data
 b) Memeriksa kembali kebenaran data
 c) Mengklasifikasi data

3.  Tahap Pengolahan Data Meliputi :
a) Memeriksa data yang telah di klasifikasikan
b) Melakukan revisi dan analisa

4. Tahap Penyusunan Data dan Penulisan Meliputi :
a) Penyusunan naskah skripsi
b) Konsultasi dengan dosen pembimbing
c) Melakukan revisi

5. Tahap Penggandaan Meliputi :
              a) Pengetikan dan pemeriksaan
              b) Penggandaan skripsi



8.        Metode Penelitian
Jadwal kegiatan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :


No

Kegiatan
Bulan
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags

1.




Tahap Persiapan                               

  X

  X





2.




Tahap Pengumpulan Data


  X

  X




3.




Tahap Pengolahan Data



  X

  X



4.




Tahap Penyusunan Data




  X

  X


5.




Tahap Penggandaan Data





  X

  X

 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Coper Proposal dan Kelengkapanya :

PERANAN SIKAP MENTAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN LAHAT



PROPOSAL

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Serelo Lahat















 Disusun Oleh


          




SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
SERELO LAHAT
Status : TERAKREDITASI. B
SK Ketua BAN – PT Jakarta Nomor 003/BAN-PT/AK.X/SI/IV/2006 Tanggal 18 Mei 2006
KAMPUS : Jl. Raya Ribang Kemambang Bandar Agung Lahat

TAHUN 2011
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------7. Skripsi  :
Lagi di proses tlong doa nya semoga sukses dan lancar dalam pelaksanaan penyusunnannya........


Tidak ada komentar:

Posting Komentar